Panduan Mudik Nataru Aman Nyaman Menggunakan Mobil Listrik Modern

Selasa, 23 Desember 2025 | 10:23:00 WIB
Panduan Mudik Nataru Aman Nyaman Menggunakan Mobil Listrik Modern

JAKARTA - Perjalanan mudik Natal dan Tahun Baru selalu menjadi momen yang dinantikan banyak orang. 

Pada Nataru 2025, tren penggunaan mobil listrik kian meningkat seiring kesadaran masyarakat terhadap transportasi ramah lingkungan. Namun, perjalanan jarak jauh dengan kendaraan listrik membutuhkan pendekatan berbeda dibanding mobil konvensional.

Alih-alih sekadar mengandalkan pengalaman berkendara, pemudik mobil listrik dituntut memiliki perencanaan yang matang sejak awal. Aspek manajemen energi, kesiapan infrastruktur, hingga kedisiplinan berkendara menjadi faktor penentu agar perjalanan tetap aman dan lancar hingga tiba di tujuan.

Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung, Yannes Martinus Pasaribu, menegaskan bahwa mudik menggunakan mobil listrik bukan hanya soal jarak tempuh. Lebih dari itu, perubahan pola pikir menuju perencanaan digital yang presisi menjadi kunci utama keberhasilan perjalanan.

“Mudik menggunakan mobil listrik memiliki tantangan, ini jelas menuntut perubahan paradigma menuju perencanaan yang presisi secara digital,” ujar Yannes ketika dihubungi dari Jakarta, Senin.

Perencanaan Digital Jadi Pondasi Perjalanan

Yannes menjelaskan bahwa tantangan utama mudik dengan kendaraan listrik tidak bisa dipandang sebelah mata. Persiapan harus dilakukan bahkan sebelum kendaraan meninggalkan garasi rumah, terutama dalam memetakan kebutuhan energi sepanjang perjalanan.

Pemudik disarankan untuk memanfaatkan aplikasi pendukung guna memetakan lokasi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum dari kota asal hingga tujuan akhir. Pemetaan ini membantu pengendara memahami jarak antar titik pengisian serta menentukan waktu berhenti yang paling efisien.

Dalam menentukan rute, jalur dengan ketersediaan fasilitas DC fast charging sebaiknya menjadi prioritas. Fasilitas pengisian cepat ini mampu memangkas waktu berhenti, sehingga perjalanan tetap efektif meskipun arus mudik padat.

Perencanaan rute yang matang juga membantu mengurangi risiko kehabisan daya di tengah perjalanan. Dengan pendekatan ini, pengendara tidak hanya mengandalkan insting, tetapi pada data dan perhitungan yang terukur.

Disiplin Pengisian Daya Menentukan Kelancaran

Selain rute, strategi pengisian daya menjadi elemen penting dalam mudik menggunakan mobil listrik. Yannes menekankan bahwa pengendara tidak disarankan menunggu baterai hingga benar-benar habis sebelum mengisi ulang.

Menurutnya, pengisian daya ideal dilakukan ketika kapasitas baterai berada di kisaran 20 hingga 30 persen. Batas ini dianggap aman untuk menghindari risiko kehabisan daya sebelum mencapai titik pengisian berikutnya.

Saat singgah di rest area, pengisian baterai sebaiknya dihentikan pada level sekitar 80 persen. Strategi ini bertujuan untuk mengefisienkan waktu, karena proses pengisian di atas angka tersebut cenderung memakan waktu lebih lama.

Dengan disiplin dalam mengatur pola pengisian, pemudik dapat menjaga ritme perjalanan tetap stabil. Pendekatan ini juga membantu menghindari antrean panjang di SPKLU saat arus mudik memuncak.

Gaya Berkendara Hemat Energi Wajib Diterapkan

Pengelolaan energi tidak hanya bergantung pada pengisian daya, tetapi juga pada cara kendaraan dikemudikan. Yannes menyarankan pengendara mobil listrik menerapkan gaya berkendara yang hemat energi sepanjang perjalanan.

Penggunaan mode Eco menjadi salah satu langkah sederhana namun efektif untuk menekan konsumsi daya. Mode ini mengatur respons akselerasi dan penggunaan energi agar lebih efisien, terutama saat melaju di jalur panjang.

Selain itu, fitur regenerative braking yang umumnya tersedia pada mobil listrik perlu dimanfaatkan secara optimal. Fitur ini memungkinkan energi yang dihasilkan saat kendaraan melambat atau mengerem diubah kembali menjadi daya listrik.

“Fitur regenerative braking yang umumnya ada dalam EV harus dimanfaatkan secara maksimal, serta penjagaan kecepatan konstan di rentang 80-100 km per jam untuk mencegah konsumsi daya yang boros,” jelas Yannes.

Menjaga kecepatan konstan juga membantu mengurangi fluktuasi konsumsi energi. Dengan demikian, jarak tempuh kendaraan dapat lebih maksimal dan perjalanan menjadi lebih nyaman.

Antisipasi Darurat untuk Perjalanan Lebih Aman

Sebagai langkah pencegahan, Yannes juga mengingatkan pentingnya menyiapkan perangkat pendukung selama perjalanan mudik. Salah satu perlengkapan yang disarankan adalah portable charger yang disimpan di dalam kendaraan.

Perangkat ini dapat menjadi solusi darurat apabila pemudik terpaksa melakukan pengisian daya di lokasi yang tidak memiliki SPKLU. Baik di tengah perjalanan maupun saat telah tiba di daerah tujuan, portable charger dapat memberikan ketenangan tambahan.

Langkah antisipatif ini menjadi penting mengingat kondisi infrastruktur pengisian daya di setiap daerah belum sepenuhnya merata. Dengan persiapan ekstra, risiko kendala teknis dapat diminimalkan.

Yannes menilai bahwa dengan kombinasi perencanaan matang, disiplin pengelolaan energi, serta gaya berkendara yang tepat, mudik Nataru 2025 menggunakan mobil listrik tetap sangat memungkinkan. Perjalanan tidak hanya bisa berlangsung aman dan lancar, tetapi juga memberikan pengalaman berkendara yang nyaman dan efisien bagi pemudik.

Terkini